BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Apakah
Anda pernah mengalami kesulitan berkonsentrasi, sulit untuk duduk diam, orang
lain terganggu selama percakapan atau bertindak impulsif tanpa memikirkan
hal-hal melalui? Dapatkah Anda ingat saat-saat ketika Anda melamun atau
mengalami kesulitan untuk fokus pada tugas di tangan?
Sebagian
besar dari kita bisa membayangkan bertindak dengan cara ini dari waktu ke
waktu. Tapi bagi sebagian orang, ini dan lainnya perilaku menjengkelkan yang
tidak terkendali, terus mengganggu keberadaan mereka sehari-hari dan mengganggu
kemampuan mereka untuk membentuk persahabatan abadi atau berhasil di sekolah,
di rumah dan dengan karier.
Tidak
seperti patah tulang atau kanker,
gangguan
hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD, juga dikenal sebagai sekadar
gangguan
defisit perhatian atau ADD) tidak menunjukkan tanda-tanda fisik yang
dapat dideteksi oleh darah atau tes laboratorium lainnya. Tipe ADHD khas gejala
sering tumpang tindih dengan gangguan fisik dan psikologis lain.
Penyebab
masih belum diketahui, tetapi ADHD dapat didiagnosis dan diobati secara efektif.
Banyak sumber daya yang tersedia untuk mendukung keluarga dalam mengelola
perilaku ADHD ketika mereka terjadi.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan ADHD ?
2. Gangguan apa yang menyertai ADHD ?
3. Apa penyebab utama ADHD ?
4. Solusi apa yang dapat di berikan
kepada anak ADHD ?
BAB II
ISI
ADHD
(ATTENTION
DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER)
ADHD adalah gangguan perilaku yang
ditandai dengan inattention (gangguan pemusatan perhatian dan gangguan
konsentrasi), impulsif ( berbuat dan berbicara tanpa memikirkan akibatnya), dan
hiperaktif yang tidak sesuai dengan umurnya. Keadaan ini dijumpai pada 4-12%
diantara anak sekolah dan sering ditemukan pada laki-laki.
ADHD, juga
dikenal sebagai gangguan perhatian defisit (ADD) atau gangguan hyperkinetic,
telah ada lebih lama daripada kebanyakan orang sadari. Bahkan, kondisi yang
muncul untuk menjadi serupa dengan ADHD digambarkan oleh Hippocrates, yang
tinggal 460-370 SM. Nama Perhatian Defisit Disorder pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1980 di DSM-III, edisi ketiga dari "Diagnostik dan Statistik
Manual of Mental Disorders", digunakan dalam psikiatri.Pada tahun 1994 definisi telah diubah untuk
memasukkan tiga kelompok dalam ADHD: jenis dominan hiperaktif-impulsif, tipe didominasi
lalai, dan jenis gabungan. ADHD biasanya muncul pada masa kanak-kanak tetapi
dapat didiagnosis pada orang dewasa.
Baru-baru ini langkah maju
dalam pemahaman kita tentang ADHD meliputi:
- Diperkirakan 3 sampai 5 persen
anak-anak yang terkena - sekitar 2 juta anak di AS. Dalam sebuah kelas 25
sampai 30 anak, ada kemungkinan bahwa setidaknya satu akan memiliki ADHD.
- ADHD merupakan salah satu
gangguan mental yang paling umum di antara anak-anak. Ini adalah salah
satu alasan utama untuk rujukan ke dokter anak, dokter keluarga, ahli
saraf anak, psikiater anak atau psikolog. ADHD terbaik didiagnosa oleh
seorang psikolog anak atau spesialis anak lainnya di ADHD.
- ADHD adalah sekitar tiga kali
lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
- Gejala ADHD tidak selalu pergi
- hingga 60 persen pasien anak mempertahankan gejala mereka menjadi
dewasa. Banyak orang dewasa dengan ADHD tidak pernah didiagnosis, sehingga
mungkin tidak sadar bahwa mereka mengalami gangguan tersebut. Mereka mungkin
telah salah didiagnosis dengan depresi , kecemasan , gangguan
bipolar atau
ketidakmampuan belajar.
- ADHD telah diidentifikasi di setiap
bangsa dan budaya yang telah dipelajari.
KRITERIA ADHD DARI DSM IV (1991) (Diacnistik Statistical
Manual)
A.
KURANG PERHATIAN
Pada kriteria ini penderita ADHD paling sedikit mengalami 6 atau lebih
dari gejala-gejala berikutnya dan berlangsung paling sedikit 6 bulan.
1.
sering gagal
memperhatikan baik dalam tugas sekolah maupun kegiatan sehari-hari.
2.
kesulitan memusatkan
perhatian terhadap tugas maupun kegiatan bermain
3.
sering tidak
mendengarkan kalau diajak bicara langsung
4.
sering tidak mengikuti
instruksi dan gagal dalam menyelesaikan tugas
5.
sering kesulitan dalam
menjalankan tugas
6.
sering kehilangan barang
penting untuk menyelesaikan tugas
7.
sering menghindari,
enggan melaksanakan tugas
8.
sering
bingung/terganggu oleh rangsangan luar
9.
lekas lupa dalam
menyelesaikan tugas sehari-hari
B. HIPERKAKTIFITAS
IMPULSIFITAS
Paling sedikit 6 gejala
hiperaktif impulsifitas. Berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan
sampai dengan tingkatan maladaptif dan dengan tingkat perkembangan.
HIPERAKTIF
1.
Sering
gelisah dengan tangan atau kaki menggeliat di kursi
2.
Sering
meninggalkan tempat duduk dikelas atau dalam situasi lainnya
3.
Sering
naik-naik atau berlarian secaraberlebihan dalam situasi dimana hal ini tidak
tepat.
4.
Sering
kesulitan atau terlibat dalam kegiatan senggang secara tenang
5.
Sering
bergerak seolah-olah dikendalikan oleh motor
6.
Sering
berbicara berlebihan
Fitur utama dari gangguan defisit perhatian (atau ADHD)
adalah kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif waktu. Tapi karena anak-anak menampilkan
perilaku tersebut dari waktu ke, penting untuk tidak menganggap bahwa setiap
anak yang Anda lihat dengan gejala-gejala tersebut telah ADHD. Namun, jika
gejala melanjutkan, saran harus dicari dari seorang profesional kesehatan yang
berkualitas mental.
BEBERAPA
GEJALA hiperaktif impulsifitas atau kurang perhatian yang menyebabkan gangguan
muncul sebelum
anak usia 7 tahun
1.
Ada suatu
gangguan di satu atau lebih situasi
2.
Ada gangguan
yang secra klinis, signifikan dalam fungsi sosial, akademik atau pekerjaan
3.
Gejala
terjadi karena bukan gangguan zkizofrenia, psikotik atau gangguan mental
( diambil dari Manual Diagnostik dan
Statistika mengenai gangguan mental :
Asosiasi Psikiater Amerika tahun 1994)
Gejala
gangguan perhatian defisit biasanya berkembang selama beberapa
bulan. Secara umum, impulsif dan hiperaktif yang diamati sebelum kita menyadari
kurangnya perhatian, yang sering muncul kemudian. Mungkin juga tidak diketahui
karena "pelamun lalai" dapat diabaikan bila anak yang "tidak
bisa duduk diam" di sekolah atau jika tidak mengganggu akan diperhatikan.
Gejala diamati ADHD karena itu akan sangat berbeda-beda tergantung pada situasi
dan kebutuhan khusus itu membuat pada kontrol diri anak-.
Berbagai bentuk ADHD dapat menyebabkan anak dicap
berbeda. Sebagai contoh, seorang anak yang impulsif dapat diberi label
"masalah disiplin." Seorang anak yang pasif dapat digambarkan sebagai
"tidak termotivasi." Tapi ADHD bisa menjadi penyebab dari kedua pola
perilaku. Ini hanya dapat diduga setelah hiperaktif anak, distractibility,
kurang konsentrasi, atau impulsif mulai mempengaruhi kinerja sekolah,
persahabatan, atau perilaku di rumah.
Diagnosis ADHD resmi meliputi tiga gejala utama (tidak
perhatian, hiperaktif, dan impulsif). Versi terbaru dari buku pegangan bagi
negara-negara profesional kesehatan mental yang orang dengan ADHD mungkin
memiliki salah satu atau semua gejala utama.
Tiga subtipe ADHD diakui oleh para
profesional:
- Jika gejala hiperaktif-impulsif
tapi tidak gejala kurangnya perhatian telah ditunjukkan selama setidaknya
enam bulan ke tingkat yang mengganggu dan tidak pantas untuk itu
perkembangan tingkat individu.
- Terutama lengah Type - Jika gejala kurangnya
perhatian tetapi tidak gejala hiperaktif-impulsif telah terbukti selama
setidaknya enam bulan ke tingkat yang mengganggu dan tidak pantas untuk
itu perkembangan tingkat individu.
- Gabungan Type - Jika gejala dari kedua
kurangnya perhatian dan hiperaktivitas-impulsivitas telah terbukti selama
setidaknya enam bulan ke tingkat yang mengganggu dan tidak pantas untuk
itu perkembangan tingkat individu.
PENYEBAB UTAMA HIPERAKTIF
Peluang Anak Berperilaku Hiperaktif
Menurut Dr. Erik Taylor, perbedaan
jenis kelamin dapat menentukan peluang seorang anak untuk berperilaku
hiperaktif. Anak laki-laki mempunyi kemungkinan 3 sampai 4 kali lebih besar
untuk menjadi hiperaktif dibanding anak perempuan. Karena masalah yang biasanya
menyertai hiperaktivitas (misal sifat agresif) pada anak perempuan tidak begitu
berkembang.
Dr. Erik Taylor membagi perilaku aktif yang
berlebihan menjadi 3, yaitu :
1.
Overaktivitas,
yaitu perilaku anak yang tidak mau diam yang disebabkan kelebihan energi. Hal
ini menandakan bahwa anak tersebut sehat, cerdas dan penuh semangat. Tapi
overaktifitas sesaat bisa terjadi pada anak yang keaktifannya normal.
2.
Hiperaktivitas,
yaitu pola perilaku overaktif yang cenderung ngawur (tidak pada tempatnya).
3.
Sindrom
hiperkinetik, yaitu semua bentuk hiperaktifitas parah, yang menyertai jenis
kelambatan lain dalam perkembangan psikologi, misalnya sikap kikuk dan
kesulitan bicara. Anak yang berperilaku sangat aktif pada usia 2-3 tahun belum
bisa dikatagorikan hiperaktif, karena rentang aktivitas yang dianggap normal
masih besar.
Gejala autis dan hiperaktif adalah termasuk
gangguan yang disebabkan oleh perkembangan otaknya yang tidak normal. Sehingga
membuat pertumbuhan sang anak menjadi tidak biasa. Pada awalnya gangguan
seperti ini tidak tampak pada usia balita, baru dapat dipastikan saat menjelang
masuk sekolah atau di atas usia 4 atau 5 tahun.
Akan tetapi,
tidak semua perhitungan umur seperti ini bisa dijadikan sebagai patokan yang
pasti. Karena batasan usia terkena gangguan semacam ini memang bervariasi. Bisa
jadi seorang anak justru mengalami gangguan ini pada usia balita. Oleh karena
itu orang tua harus selalu waspada dalam menghadapi setiap perkembangan
anaknya.
Penyebab perilaku
hiperaktif
1.
Kondisi
saat hamil & persalinan. Misalnya keracunan pada akhir kehamilan (ditandai
dengan tingginya tekanan darah, pembengkakan kaki & ekskresi protein
melalui urin), cedera pada otak akibat komplikasi persalinan.
2.
Cedera
otak sesudah lahir,yang disebabkan oleh benturan kuat pada kepala anak.
3.
Tingkat
keracunan timbal yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak.Hal ini ditandai
dengan kesulitan konsentrasi, belajar dan perilaku hiperaktif. Polusi timbal
berasal dari industri peleburan baterai, mobil bekas, asap kendaraan atau cat
rumah yang tua. Obat untuk mengeluarkan timbal dari dalam tubuh hanya diberikan
dibawah pengawasan dokter bagi anak kadar timbalnya sudah sangat tinggi, karena
obat tersebut mempunyai efek samping.
4.
Lemah
pendengaran, yang disebabkan infeksi telinga sehingga anak tidak dapat
mereproduksi bunyi yang didengarnya. Akibatnya, tingkah laku menjadi tidak
terkendali & perkembangan bahasanya yang lamban. Segeralah hubungi dokter
THT jika anak menunjukkan ciri berikut : perkembangan bahasa yang lambat, lebih
banyak memperhatikan mimik lawan bicara & lebih banyak berreaksi terhadap
perubahan mimik & isyarat.
5.
Faktor
psikis, yang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak dengan dunia luar.
Meskipun jarang, hubungan dengan anggota keluarga dapat pula menjadi penyebab
hiperaktivitas. Contoh kasus, orang tua yang bersikap sangat tegas menyuruh
anak berdiri 15 menit di pojok ruangan untuk mengatasi ketidakdisiplinannya.
Tapi setelah 15 menit berlalu, maka anak malah mempunyai energi berlebih yang
siap meledak dengan akibat lebih negatif dibanding kesalahan sebelumnya.
Problem-problem yang biasa dialami oleh anak
hiperaktif:
1.
Problem
di sekolah
Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang
disampaikan oleh guru dengan baik. Konsentrasi yang mudah terganggu membuat
anak tidak dapat menyerap materi pelajaran secara keseluruhan. Rentang
perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai bila mengerjakan
tugas-tugas sekolah.
2.
Problem
di rumah
Dibandingkan dengan anak yang lain, anak
hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan kecil hati. Selain itu, ia mudah
mengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan yang disebabkan faktor
psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan dengan
rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, ia
gampang emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah
marah bila keinginannya tidak segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersbut
membuat anak menjadi kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3.
Problem
berbicara
Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia
banyak berbicara, namun sesungguhnya kurang efisien dalam berkomunikasi.
Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit melakukan komunikasi yang timbal
balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri sendiri dan kurang mampu
merespon lawan bicara secara tepat.
4.
Problem
fisik
Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat
kesehatan fisik yang tidak sebaik anak lain. Beberapa gangguan seperti asma,
alergi, dan infeksi tenggorokan sering dijumpai. Pada saat tidur biasanya juga
tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak hiperaktif yang sulit tidur dan
sering terbangun pada malam hari.
Faktor-faktor penyebab
hiperaktif pada anak
1.
Faktor neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi
didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya
proses persalinan, distres fetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep,
toksimia gravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan
normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan
rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga
meninggikan insiden hiperaktif
Terjadinya
perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang
sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu
neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang
berguna untuk memelihara proses konsentrasi.
2.
Faktor toksik
Beberapa zat makanan seperti
salisilat dan bahan-bahan pengawet memilikipotensi untuk membentuk perilaku
hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak
yang meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada
saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.
3.
Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari
hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih
sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan
menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.
4.
Faktor psikososial dan lingkungan
Pada anak hiperaktif sering
ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara orang tua dengan anaknya.
PENANGANAN ANAK HIPERAKTIF
Ø
Pengobatan secara medis :
antidepresan, Ritalin , Dexedrine
, Desoxyn , Pemoline, Busiprone ,
Clonidine (3-4 jam dan diberikan 2 atau 3 kali dalam sehari)merupakan obat yang
paling sering dipergunakan . Obat sifatnya sementara) karena tidak jelas sasaran
pengobatan.
Ø
Terapi biomedis = memperbaiki metabolisme tubuh
anak. Terapi nutrisi dan diet
diantaranya adalah keseimbangan diet karbohidrat, penanganan gangguan pencernaan , penanganan alergi makanan . Diet dapat dipakai sebagai terapi alternatif
yang dilaporkan cukup efektif. Suatu
substansi asam amino (protein), L-Tyrosine,
Ø
Terapi modifikasi perilaku berupa interaksi sosial,
bahasa dan perawatan diri sendiri. Selain itu juga akan mengurangi perilaku
yang tidak diinginkan, seperti agrsif, emosi labil.
Ø
Terapi integrasi sensori Pengorganisasian
informasi melalui beberapa jenis sensori di anataranya adalah sentuhan,
gerakan, kesadaran tubuh dan grafitasi,
penglihatan, pendengaran, pengecapan, dan penciuman yang sangat berguna untuk
menghasilkan respon yang bermakna
Ø
Terapi musik
Ø
Terapi bermain
Ø
Terapi medikamentosa = penambahan vitamin tertentu
Ø
Terapi konsentrasi
Ø
Terapi gelombang otak
Ø
Terapi wicara
MENGELOLA ANAK HIPERAKTIF
Ø
Pertama, PERIKSALAH. Tak semua tingkah
laku yang kelewatan dapat digolongkan sebagai hiperaktif. Karena itu, Anda
perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktif. Yang harus Anda lakukan
adalah mengonsultasikan persoalan yang diderita anaknya kepada ahli terapi
psikologi anak.
Ø
Kedua,
PAHAMILAH. Untuk bisa menangani anak hiperatif, ada baiknya pula jika
Anda dan anggota keluarga mengikuti support group dan parenting skill-training.
Ø
Ketiga,
LATIH kefokusannya. Jangan tekan dia, terima kaeadaan itu. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar,
tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas
Ø
Keempat, TELATENLAH. Jika dia telah
“betah” untuk duduk lebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata
dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau
huruf. Latihan ini juga bertujuan untuk memperbaiki cara menulis angka yang
tidak baik dan salah. Selanjutnya anak bisa diberi latihan menggambar bentuk
sederhana dan mewarnai.
Ø
Kelima, BANGKITKAN kepercayaan
dirinya. gunakan teknik-teknik
pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif.
Ø
Keenam, KENALI arah minatnya. jika dia
bergerak terus, jangan panik, ikuti saja, dan catat baik-baik, kemana
sebenarnya tujuan dari keaktifan dia. Jangan dilarang semuanya, nanti dia
prustasi.
Ø
Ketujuh,
MINTA dia bicara. Ini sangat penting Anda terapkan. Ingat, anak
hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisai, sibuk dengan
dirinya sendiri. Karena itu, bantulah anak dalam bersosialisasi.
Ø
Terakhir,
SIAP bahu-membahu. Jika dia telah mampu mengungkapkan pikirannya, Anda
dapat segera membantunya mewujudkan apa yang dia inginkan. Jangan ragu. Bila
perlu, bekerja samalah dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak
yang sebenarnya. Mintalah guru tak perlu membentak, menganggap anak nakal, atau
mengucilkan, karena akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan mentalnya
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hiperaktif
adalah suatu pola perilaku seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam,
tidak menaruh perhatian dan impulsif (semaunya sendiri). Anak yang hiperaktif
cenderung untuk selalu bergerak, bahkan dalam situasi yang menuntut agar mereka
bersikap tenang. Mereka tidak bisa berkonsentrasi dalam waktu beberapa menit
saja. Sebentar-sebentar mereka bergerak untuk pindah dari permainan yang satu
ke permainan yang lain.
Menurut
Dr. Erik Taylor, perbedaan jenis kelamin dapat menentukan peluang seorang anak
untuk berperilaku hiperaktif. Anak laki-laki mempunyi kemungkinan 3 sampai 4
kali lebih besar untuk menjadi hiperaktif dibanding anak perempuan. Karena
masalah yang biasanya menyertai hiperaktivitas (misal sifat agresif) pada anak
perempuan tidak begitu berkembang.
Untuk dapat disebut memiliki
gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang
anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsive:
1.
Inatensi
Inatensi
atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak
dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu.
2.
Hiperaktif
Gejala
hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk dengan
tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan.
3.
Impulsif
Gejala
impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam
dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali.
Penyebab perilaku hiperaktif :
a.
Kondisi
saat hamil & persalinan.
b.
Cedera
otak sesudah lahir,yang disebabkan oleh benturan kuat pada kepala anak.
c.
Tingkat
keracunan timbal yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak.
d.
Lemah
pendengaran,
e.
Faktor
psikis
Faktor-faktor penyebab
hiperaktif pada anak :
a.
Faktor
neurologic
b.
Faktor
toksik
c.
Faktor
genetic
d.
Faktor
psikososial dan lingkungan
DAFTAR
PUSTAKA
Paternotte,
Arga & Buitelaar, Jan. 2010. ADHD – Attention Deficit Hyperactivity Disorder(Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas): Tanda-tanda, diagnosis,terapi, serta penanganannya di
rumah dan di sekolah. Penerbit Prenada Media, Jakarta.
Zaviera, Ferdinand. 2007. Anak
Hiperaktif : Cara Cerdas Menghadapi Anak hiperaktif dan gangguan Konsentrasi. Penerbit : Ar-ruzz Media, Yogyakarta.
http
://www.trigonalworld.com/2010/12/upaya-mengatasi-anak-hiperaktif.html (di akses
23 Februari 2011).
http://id.answers.yahoo.com/question/index
(diakses 23 Februari 2011).